Memaknai Hari Kebangkitan Nasional

Serang, 22 Mei 2012

20 Mei 2012 yang lalu kita peringati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Marilah kita segenap membuka pikiran dengan menundukkan kepala kita sejenak, membayangkan Kebangkitan Nasional Negeri ini, Memahami arti Bangkit yang sebenarnya, Sebuah kebangkitan yang besar, Kuat, serta Dipandang Dunia. Sesuai dengan apa yang telah dicita-citakan oleh para pejuang tanah air kita terdahulu.

“Kebangkitan bukanlah sekedar bangun dari dari tidur, atau berdiri tegak dari duduk santainya. Tapi bangkit yang sejatinya bangkit adalah motivasi apa gerangan yang menggelitik sehingga insan melek dari kantuknya sehingga ia tegak berdiri dari santainya yang berleha-leha”.

Kebangkitan Nasional adalah masa bangkitnya semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan 350 tahun. Masa ini diawali dengan dua peristiwa penting Budi Utomo (20 Mei 1908) dan Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928). Masa ini merupakan salah satu dampak politik etis yang mulai diperjuangkan sejak masa Multatuli.

Tokoh-tokoh kebangkitan nasional, antara lain: dr. Sutomo, dr. Gunawan Mangunkusumo, dr. Wahidin Sudirohusodo, dr. Suwardi Suryoningrat (Ki Hajar Dewantara), dr. Douwes Dekker (dr. Setiabudi), dll

Seiringan dengan berdirinya Budi Utomo yang menjadi awal bangkitnya pergerakan melawan penjajah. Selanjutnya pada 1912 berdirilah Sarekat Islam yang diprakarsai oleh H.O.S Cokoaminoto. Pada tahun yang sama pula berdiri sebuah partai politik pertama bernama Indische Partij Oleh 3 Serangkai yaitu Douwes Dekker, Suwardi Suryoningrat, dan dr. Cipto Mangunkusumo. Organisasi-organisasi tersebut memiliki satu tujuan yang sama yaitu mewujudkan cita-cita persatuan Indonesia yaitu Indonesia Merdeka.

Momentum Kebangkitan Nasional diharapkan mampu untuk membuka mata, hati dan pikiran sehat kita semua dalam menjawab segala keterpurukan bangsa. Kebangkitan adalah upaya perubahan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Kebangkitan menjadi pemicu tumbuhnya sesuatu yang baru dan lebih baik. Kebangkitan melahirkan generasi yang memiliki pola pikir dan semangat baru dalam menciptakan karya yang berguna bagi masyarakat luas.

Generasi bangkit adalah generasi yang kualitas, mandiri dan berkarya serta memiliki kemampuan menjawab harapan para Pahlawan “kebangkitan nasional” dan tantangan masa depan. Keterpurukan menjadi pelajaran yang berharga dan pijakan anak muda untuk bangkit guna melampaui tantangan dan hambatan yang terbentang luas.

Generasi bangkit adalah generasi yang kreatif dan inovatif dalam mencari celah hambatan dan tantangan yang selanjutnya diubah menjadi sebuah peluang untuk bangkit dan memenangkan persaingan di era global. Menerobos celah sulit dilakukan secara sendirian, tetapi mudah jika dilakukan bersama-sama. Sudah sepatutnya anak muda berlomba-lomba untuk bangkit dan siap menjadi pemimpin dan dipimpin.

Untuk mewujudkan generasi tersebut, haruslah didukung dengan pendidikan yang baik. Bagaimanapun juga, indikasi yang paling dominan untuk menunjukkan suatu peradaban maju dari sebuah bangsa adalah ketika sektor pendidikannya berkualitas lebih.

Sistem pendidikan yang baik tidak sekedar mencetak peserta didik menjadi pandai atau mencetak tenaga kerja ahli atau trampil. Sistem pendidikan yang baik adalah menjadikan peserta didik menjadi dirinya yang diarahkan agar memahami fungsi dirinya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga menjadi generasi yang mumpuni.

Nasib bangsa ini tergantung pada kita sendiri, Ingatlah bahwa Negara yang Hebat itu dibangun oleh penduduknya yang biasa-biasa saja….tapi mau melakukan hal-hal yang LUAR BIASA bagi bangsanya. Bukan oleh orang yang merasa LUAR BIASA tapi hanya bisa melakukan hal-hal yang justru sesungguhnya biasa-biasa saja.

Momen kebangkitan nasional ini diharapkan bukanlah unttuk sekadar slogan/semboyan belaka, melainkan kebangkitan yang penuh daya kreatif, energik, yang mampu memberi arti pada kehidupan, yang mampu memupus segala kegelisahan kini, yang mampu menggelarkan fitrah kesucian dalam genangan Ridho Ilahi. (NSR)